26 C
Medan
Jumat, 20 September 2024

Piala Presiden dan Antiklimaks Rohim

Menarik untuk dibaca

Redaksi
Redaksihttps://www.akses.co/
Redaktur berita di https://www.akses.co
- Advertisement -[the_ad_placement id="artikel-bawah-judul-diatas-teks"]

akses.co – Capaian empat besar PSMS Medan di ajang Piala Presiden 2018 bisa dibilang jadi hasil yang cukup gemilang sebagai tim yang dianggap underdog di awal kompetisi.

Menjadi satu dari dua tim promosi ke Liga 1 musim 2018 bersama Persebaya Surabaya dan PSIS Semarang, sedikit yang menduga PSMS bisa tembus ke semi final usai mengalahkan nama besar seperti Persib Bandung dan PSM Makassar di fase grup. Pamor skuad besutan pelatih Djadjang Nurdjaman langsung melejit, bahkan sempat jadi salah satu tim favorit untuk melangkah ke final.

Sejalan dengan capaian itu, pamor penjaga gawang PSMS, Abdul Rohim ikut melejit. Setelah mampu mengamankan gawangnya dari gempuran Persib (PSMS menang 2-0). Kepiawaiannya menahan empat tendangan penalti Persebaya di babak perempat final membuatnya kian populer.

Kebobolan tiga gol (3-3) di waktu normal pada laga di Stadion Manahan Solo, Sabtu (3/2/2018) seolah tertutupi dengan kesigapannya menahan tembakan empat pemain Bajul Ijo-julukan Persebaya-di babak adu penalti. Pria asal Aek Kanopan, Labuhanbatu Utara (Labura) menjadi kunci lolosnya PSMS ke semi final. Bahkan dia disebut-sebut menjadi incaran Pelatih Timnas Indonesia, Luis Milla yang menyaksikan langsung laga PSMS-Persebaya, untuk paling tidak ikut seleksi di tim garuda. Bahkan, pengikut akun instagram miliknya @rohimgoal juga naik drastis dari angka 5.000 ke angka 16.000.

Sayangnya, pamor Rohim tiba-tiba meredup pasca PSMS kalah telak 1-4 saat menghadapi Persija Jakarta di semi final leg pertama. Atas kekalahan telak itu, Dhika Bahayangkara, kiper PSMS lainnya, menggantikan posisi Rohim di leg kedua menghadapi Macan Kemayoran-julukan Persija-dan hanya kebobolan satu gol (PSMS kalah 1-0).

Namun, asa terhadap Rohim tetap menyala. Buktinya, perebutan tempat ketiga di Stadion Gelora Bung Karno, Sabtu 17/2/2018) siang, dia kembali dipercaya mengawal gawang The Killer-julukan lain PSMS.

Tampil cukup baik di awal laga, konsentrasi PSMS, termasuk Rohim selanjutnya melemah pasca gol Muhammadou N’Diaye di masa injury time babak pertama.
Pada laga ini, Rohim mau tidak mau empat kali memungut bola dari dalam gawangnya.

Secara keseluruhan selama turnamen berlangsung, gawang Rohim harus kebobolan sebelas kali (minus tiga gol adu penalti), lebih banyak dibanding saat Dhika Bhayangkara dipercaya, yang hanya kemasukan empat gol.

Nama Rohim bersama koleganya, Frets Butuan, tidak masuk dalam 26 nama pemain yang dipangggil timnas Apakah jumlah gol yang bersarang ke gawangnya membuat tim arsitek timnas berpikir ulang memanggilnya? Masih tanda tanya.

Tapi sepertinya, butuh pembuktian lebih bagi pria kelahiran 6 April 1992 itu agar bisa dilirik timnas. Ajang Liga 1 2018 menjadi wadah terbaik untuk urusan itu. Sementara itu, Sahari Gultom, pelatih kiper PSMS harus bekerja ekstra keras lagi menggembleng anak asuhnya agar paling tidak bisa menyamai prestasinya di masa lalu. (sam)

- Advertisement -spot_img

Berita Selanjutnya

[gs-fb-comments]

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -[the_ad_placement id="sidebar-1"]

Juga banyak dibaca