akses.co – Wali Kota Medan, Dzulmi Eldin, mengapresiasi digelarnya Festival Olahraga Rekreasi Kota Medan Tahun 2018. Olah raga rekreasi sendiri merupakan olahraga yang berbasis permainan tradisional yang kian hari kian menghilang di tengah masyarakat.
Eldin menilai kegiatan ini menjadi upaya untuk pelestarian permainan tradisional yang sarat akan muatan positif. Apresiasi ini disampaikan Eldin dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Medan, Marah Husin saat membuka kegiatan tersebut di Kolam Renang Deli, Minggu (9/12/2018).
Marah Husin memaparkan, bahwa permainan tradisional merupakan salah satu peninggalan sejarah yang bertema budaya. Permainan itu sudah ada pada zaman dahulu yang dikembangkan oleh nenek moyang dengan kreativitas. Permainan merupakan gerakan yang diciptakan oleh nenek moyang, ini termasuk peninggalan bukan benda.
“Budaya permainan dari nenek moyang ini tentu bukan sembarang permainan, banyak makna yang dapat diperoleh dari bentuk-bentuk permainan tradisional diantaranya mengasah kerjasama tim, mengasah daya konsentrasi. Lebih penting permainan tradisional ini memberi ruang bagi anak-anak dalam mempererat modal sosialnya seperti pertemanan dan bergotongroyong,” ujar Marah Husin.
Namun, amat disayangkan, permainan tradisional seperti ini mulai tidak diajarkan kepada anak-anak masa kini. Sehingga menyebabkan kepunahan dari permainan tradisional itu sendiri. “Generasi terdahulu seperti kita, secara sadar maupun tidak, tidak lagi mengajak anak-anak bermain permainan tradisional. Sehingga generasi sekarang sama sekali tidak mengenal berbagai permainan rakyat atau tradisional tersebut,” ujarnya
Penyebab permainan tradisional ini punah, selain tidak lagi diajarkan kepada generasi muda, masyarakat sendiri tidak lagi melirik sejarah budaya yang melatarbelakangi permainan tersebut. ”Nilai sejarah yang terkandung pada permainan tradisional tentu bermacam-macam, dan sejarah ini yang menjadikan permainan ini lebih menarik. Dengan mengetahui sejarahnya tentu anak-anak kini dapat merasakan semangat permainan tradisional ini dengan baik,” tambahnya.
Manfaat permainan ini cukup luar biasa, untuk fisik, psikomotorik anak-anak. Perubahan permainan tradisional seperti bentengan, gobak, petak umpet dan lain sebagainya mengalami pergeseran dengan permainan sintetik dan android.
”Untuk itu, saya berharap, semua pihak dapat terus melestarikan permainan tradisional ini serta memperkenalkannya kepada anak cucu sehingga mereka tahu bahwa Indonesia memiliki beranekaragam permainan tradisional yang menarik dan generasi muda kita terhindar dari pengaruh buruk gadget dan internet yang kini marak terjadi,” pungkasnya.(eza)
