28 C
Medan
Sabtu, 21 September 2024

Pedasnya Cabai Tak Sepedas Harganya, Ketua I PW IPNU Sumut Sebut Pj Bupati Terkesan Tutup Mata

Menarik untuk dibaca

Redaksi
Redaksihttps://www.akses.co/
Redaktur berita di https://www.akses.co
- Advertisement -[the_ad_placement id="artikel-bawah-judul-diatas-teks"]

BATU BARA, aksesco.id – Anjloknya harga cabai saat petani sedang panen membuat petani merasa resah dan mengalami kerugian yang sangat besar, di tambah lagi saat ini harga pupuk melonjak naik membuat petani rugi besar.

Hal ini diungkap Budi Muhammad yang merupakan Ketua I Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (PW IPNU) Sumatra Utara yang juga seorang anak petani, Sabtu (21/09/2024).

Ia menerangkan, saat ini harga cabai hanya mencapai Rp. 10.000 per Kg. Dengan harga ini jangankan untuk mendapatkan untung, bahkan modal para petani saja tidak kembali.

Budi yang juga seorang anak petani ini, memperkirakan modal petani dalam 1 rante lahan cabai bisa mencapai 3 Juta, dan dalam 1 rantai ini mencapai 900 pohon cabai, jika normal panen bisa menghasilkan hingga 65 Kg.

“Artinya dengan harga yang begitu anjlok ini petani bisa rugi total hingga tidak mendapatkan modal untuk menanam kembali,” terang Budi.

Terkait anjloknya harga cabai, Ketua I PW IPNU ini menilai bahwa Pj Bupati Batu Bara terkesan tutup mata atas apa yang di alami petani saat ini.

Maka untuk itu Budi Muhammad meminta kepada Pj Bupati Batu Bara untuk lebih memperhatikan petani yang ada di Kabupaten Batu Bara, agar petani lebih sejahtera dan tidak mengalami kerugian yang besar pada saat panen.

“Ditambah lagi saat ini di Batu Bara sudah ada yang namanya Pabrik Pasta Cabai, dan dengan adanya pabrik tersebut petani berharap harga cabai tidak lagi anjlok,” ungkapnya.

Terkait anjloknya harga cabai ini, Budi mencoba mengkonfirmasi Kabid Perindag Dinas Ketenagakerjaan Perindustrian Perdagangan Kabupaten Batu Bara.

“Harga selalu fluktuatif, kita harapkan dengan pabrik cabai yang dikelola koperasi,” jawab Sahat Kabid Perindag Disnaker Perindag dikonfirmasi Budi.

Selain menunggu pabrik tersebut rampung, Budi juga menanyakan terkait tindakan dan solusi Pemkab Batu Bara melalui Disnakerperindag untuk menanganinya.

“Kita lihat dulu perkembangan 3 hari ini bang, karena memang disetiap daerah terjadi deflasi. Kita sudah buat MoU dengan Pematang Siantar, Minggu depan kita jajaki dengan kerjasamanya,” jawab Sahat lagi. (team)

- Advertisement -spot_img

Berita Selanjutnya

[gs-fb-comments]

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -[the_ad_placement id="sidebar-1"]

Juga banyak dibaca