26 C
Medan
Jumat, 20 September 2024

Minim Sarana Pembelajaran Online, Guru di Batubara Datangi Siswanya Agar Tetap Belajar

Menarik untuk dibaca

Redaksi
Redaksihttps://www.akses.co/
Redaktur berita di https://www.akses.co
- Advertisement -[the_ad_placement id="artikel-bawah-judul-diatas-teks"]

Batu Bara, akses.co – Kebijakan pemerintah dengan meliburkan kegiatan pembelajaran di sekolah menjadi pembelajaran dirumah didampingi orang tua siswa melalui bimbingan guru secara online dengan berbagai aplikasi pembelajaran bukan tanpa kendala.

Masih minimnya jaringan infrastruktur telekomunikasi hingga ketidakmampuan orangtua siswa untuk memiliki dan mengakses alat yang digunakan siswa dalam belajar daring, tidak menghalangi Juni Hari Yanto, S.Pd, seorang guru di Guru SDN 017976 Indrapura di Kec. air putih, Kab. Batu Bara, Sumut, untuk terus memberikan pembelajaran kepada para siswanya.

Dengan program sidak belajar, siswa yang tidak dapat mengakses pembelajaran online akan didatangi oleh wali kelasnya.

Seperti yang dilakukan oleh Juni Hari Yanto, guru wali kelas IV, yang telah satu bulan lebih mengadakan kegiatan pengajaran via online dengan menggunakan media aplikasi WhatsApp (WA) yang ada dihampir semua telepon pintar, dengan cara mengirimkan pesan materi pelajaran, teks dan video ke group walimurid di kelasnya.

Selaku guru wali kelas 6, ia berusaha menjalankan tugas mengajar daring dengan mengirimkan materi dan Video pembelajaran lewat WA Group di kelas saya dan siswa diminta melihat dan memahaminya secara berurutan, tetapi dari yang sudah dilakukan hasilnya masih belum maksimal.

Ia merasa prihatin melihat kondisi siswa yang tidak bisa mengikuti pembelajaran secara online, dari 48 orang siswa dikelas saya, hanya 24 orang tua siswa yang memiliki handphone pintar yang bisa digunakan anaknya untuk belajar, itupun sepertiganya tidak mampu mengakses pembelajaran online yang saya lakukan.

Katanya, disamping jaringan sinyal handphone yang kurang baik, kendala orang tua siswa yang bekerja di kebun dan ladang serta bekerja di kantor sehingga tidak dapat mendampingi anaknya dalam belajar online.

Menurutnya sisa anak yang tidak dapat mengakses pembelajaran onlinenya, akan sangat tertinggal selama kondisi belum kembali normal, ia dan sekolah berinisiatif melakukan kegiatan pemantauan kerumah siswa sekaligus melihat langsung bagaimana proses kegiatan pembelajaran dirumah dilakukan.

Dengan menaiki sepeda motor ia mendatangi rumah siswa yang tidak bisa belajar online dari pagi, satu persatu rumah siswa ia datangi dengan jarak tempuh cukup jauh hingga siang hari, dan dilanjutkan keesokan harinya kerumah siswa yang lainnya.

“Secara bergiliran bagi para siswa yang rumahnya berdekatan maksimal 3 orang siswa saya minta untuk hadir dan belajar bersama. Untuk media yang komplek dan rumit saya membawanya sendiri dengan sepeda motor yang telah saya persiapkan sebelumnya dari rumah dan sekolah,” katanya.

Menurutnya, mengajari siswa dengan segala keterbatasan bukan hal baru bagi Juni dan siswanya, dengan menerapkan pola “Mikir” dimana siswa terlibat aktif membuat dan mempelajari media pembelajaran sebagai bahagian dari proses komunikasi dan interaksi siswa, sehingga guru dapat memberikan refleksi dari apa yang dipelajari.

Katanya, hal ini telah setahun belakangan telah ia terapkan, sebagai seorang guru dan juga fasilitator daerah Program Pintar Tanoto Foundation di Kabupaten Batu Bara, bahkan ia juga di tugaskan oleh Dinas Pendidikan untuk mendampingi guru dari sekolah mitra program, termasuk mengajak untuk melakukan hal yang sama seperti yang ia juga lakukan mengatasi keterbatasan pembelajaran online yang tidak dapat diakses oleh seluruh siswa.

“Terkadang disaat melakukan kunjungan kerumah saya tidak bisa menemui siswanya, ada yang ikut orang tuanya bekerja di ladang atau ia bermain bersama temannya, ada juga yang saya temui sedang berada di rental dan warnet bermain game online. Hal ini menjadi kendala tersendiri, namun apresesasi dari orang tua siswa yang berhasil saya temui cukup positif dan beragam mulai dari menyediakan makanan dan minuman,” katanya.

Menurutnya, banyak orang tua siswa memintanya untuk rutin melakukan sidak, sehingga anaknya merasa belajar dirumah itu bener-bener harus dilakukan.

“Hingga saat ini apa yang saya lakukan telah berjalan hampir satu bulan lebih, biaya yang saya keluarkan untuk mendatangi siswa, bagi saya telah menjadi kewajiban selaku guru yang telah digaji oleh negara. Saya yakin dan percaya apa yang saya lakukan sedikit mengurangi dan membantu beban orang tua dalam menghadapi situasi dan kondisi saat ini. Saya harus tetap berjuang dan selalu menjalankan amanah selaku seorang guru agar semua siswa yang menjadi tanggung jawab saya selaku wali kelas tetap mendapatkan pembelajaran yang sama,” katanya. (ggs)

- Advertisement -spot_img

Berita Selanjutnya

[gs-fb-comments]

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -[the_ad_placement id="sidebar-1"]

Juga banyak dibaca