26 C
Medan
Jumat, 20 September 2024

Meutya Hafid: Generasi Muda Rentan jadi Korban Hoax

Menarik untuk dibaca

Redaksi
Redaksihttps://www.akses.co/
Redaktur berita di https://www.akses.co
- Advertisement -[the_ad_placement id="artikel-bawah-judul-diatas-teks"]

akses.co – Kementerian Komunikasi dan Informatika dan Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Meutya Hafid, menggelar diskusi publik “Antisipasi Hoax melalui Pemahaman Literasi Media”. Sekitar 300 partisipan hadir dalam diskusi yang dihelat di Miyana Hotel, Jalan H.Anif, Deli Serdang, kemarin.

Selain Meutya, ada tiga narasumber lagi yang turut memberi presentasi yakni, Prof Henri Subiakto, SH, MA,  Staff Ahli Bidang Hukum Kemenkominfo; Mutia Atiqah, Komisioner KPID Sumatera Utara; dan Wahyu Hidayat, chief editor Ceritamedan.com. Dalam acara yang dipandu oleh Latifah Hanim Lubis ini terungkap bahwa berita hoax semakin sulit dibendung terutama di sosial media yang sangat dominan digunakan masyarakat khususnya kalangan remaja.

Meutya Hafid mengatakan kekhawatirannya dengan kondisi yang terjadi saat ini, di mana generasi muda yang notabenenya harapan masa depan bangsa, dihadapkan pada sebuah fenomena kebebasan teknologi informasi dan komunikasi yang rentan menjadi korban hoax. Media social menjelma sebagai wahana baru bagi generasi muda. Berdasarkan hasil survei diketahui bahwa pengguna internet di Indonesia mencapai 132,7 juta orang hingga akhir 2016. Bahkan lebih dari 40 persen pengguna internet adalah generasi muda.

“Kehadiran teknologi yang cepat ini seharusnya menjadikan generasi muda Indonesia semakin cerdas dan kreatif. Tapi dengan kebebasan seperti sekarang, diperlukan pemahaman bagi pengguna, terutama generasi muda untuk menganalisis informasi yang benar-benar terpercaya. Karena tentu saja banyak informasi yang bertebaran di media sosial dan ini diserap oleh generasi muda. Oehkarena itu perlu peningkatan kapasitas literasi agar cerdas bermedia sosial,” ujar Meutya Hafid.

Kemudian Prof Henri Subiakto, mengatakan sebagai generasi muda yang sangat dekat dengan sosial media, kita harus cermat dan lebih teliti dalam menerima informasi yang tersebar di sosial media.

“Karena dunia maya sudah sangat dominan, maka mulailah bermunculan bisnis-bisnis hate speech dan hoax yang dilakukan oleh orang – orang yang tidak bertanggung jawab dengan tujuan merusak pola pikir pembacanya,” ujarnya.

Lalu beliau mengatakan banyak masyarakat yang terjebak dengan adanya berita hoax yang menjurus untuk menjatuhkan satu pihak. Dampaknya publik tidak percaya selain kelompoknya lalu menimbulkan kebencian. Maka dari itu beliau menekankan pentingnya pemahaman literasi karna di era sekarang nasib kita juga ditentukan oleh jejak digital anda.

Dikatakan juga oleh Mutia Atiqah dalam pemaparannya bahwa memerangi hoax, pemerintah telah memblokir 700 ribu lebih situs berbau pornografi dan berita provokasi yang tidak kredibel. Bahkan UU No. 11/2008 juga telah mengatur tentang ITE (Informasi dan Transaksi Elektronik) dan KUHP terkait ujaran kebencian.

“Indonesia merupakan sarang bagi para cyber crime dan Indonesia berada di urutan keempat, maka dari itu kita sebagai generasi penerus harus cerdas bermedia sosial dan Jangan mudah percaya terhadap berita-berita yang memuat konten SARA atau menebar fitnah,” ujar Mutia.

Wahyu, dalam pemaparan presentasi mengatakan bahwa dampak berita hoax ialah menyita waktu generasi muda, menimbulkan perpecahan, menurunkan reputasi pihak yang dirugikan, menguntungkan pihak tertentu dan membuat fakta tidak lagi dipercaya sehingga pemahaman yang salah. Maka dari itu, generasi muda harus memahami literasi media agar terhindar dari hoax, lalu harus lebih berhati – hati untuk memposting sesuatu ke sosial media.

Diskusi publik yang dipandu moderator Latifah Hanim Lubis ini ditutup dengan kuis dan foto bersama. Ketua Panitia, Roza Amalia dan Seksi Acara, Ahmad Naufaldy mengucapkan apresiasi dan terima kasih bagi seluruh pihak yang terlibat. “Terutama bagi Kementerian Kominfo dan ibu Meutya yang menggagas dan mewujudkan kegiatan inspiratif ini dan kerjasamanya terus terjalin,” ujar Roza. (rel/rur)

- Advertisement -spot_img

Berita Selanjutnya

[gs-fb-comments]

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -[the_ad_placement id="sidebar-1"]

Juga banyak dibaca