26 C
Medan
Selasa, 17 September 2024

Kredit Pertumbuhan Infrastruktur Naik 28%

Menarik untuk dibaca

Redaksi
Redaksihttps://www.akses.co/
Redaktur berita di https://www.akses.co
- Advertisement -[the_ad_placement id="artikel-bawah-judul-diatas-teks"]

akses.co – Sumatera Utara dinilai secara geografis memiliki posisi sangat strategis karena berada di jalur pelayaran internasional Selat Malaka. Dengan posisi strategis itu, Provinsi Sumatera Utara bisa dikembangkan untuk hubungan internasional yang selanjutnya akan ikut menggerakkan perekonomian wilayah-wilayah lain di Pulau Sumatera.

Regional Kredit Bisnis Developtment Bank Mandiri Medan, Lima Senina Bangun mengungkapkan, dari data yang dimiliki Bank Mandiri, kredit pertumbuhan pembangunan infrastruktur tumbuh secara year on year (yoy) meningkat sebesar 28 persen, di dalamnya ada infrastrukur.

Bank Mandiri pun berkontribusi lebih untuk menunjang pembangunan infrastruktur, dengan berbagai proyek strategis yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi.

“Di Sumut kan ada pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung yang terintegrasi dengan KEK Seimangkei, lembangunan jalan tol Kualanamu-Medan-Binjai sampai Tebingtinggi,” paparnya di acara diskusi yang diadakan Medan Jurnalis Club yang didukung oleh Bank Mandiri, Kamis (24/8).

Untuk pembangunan jalan tol Medan-Kualanamu-Tebingtinggi sepanjang 62 km, dibiayai dari sindikasi empat bank, yakni Bank Mandiri, BNI, BRI dan Bank Sumut.

“Jadi, dalam pembangunan tol ini peran perbankan sangat terlibat di dalamnya. Di sebuah jalan tol, ke depannya, tidak ada lagi main tunai. Mandiri pun punya E Money. Semua jalan tol akan diseragamkan pembayaran non tunai, pakai cashlesh,” ungkapnya.

Terkait dengan pembangunan tol Medan-Binjai, sepanjang 16,7 km, lanjutnya, membutuhkan dana sebanyak Rp 1,6 triliun. Peran perbankan pun ada di dalamnya yang melakukan pembayaran langsung ke Utama Karya.

Sedangkan, pembangunan Pelabuhan Kualatanjung yang menjadi hub internasional program tol laut. Bank Mandiri juga melakukan sindikasi dengan dua bank lainnya, yakni BRI dan BNI.

“Nanti ada 24 pelabuhan utama untuk bisa menopang tol laut di Indonesia. Proyek pembangunan di Kuala Tanjung ada sindikasi juga, Bank Mandiri, BRI dan BNI. Di sini porsi Mandiri Rp 731 miliar,” ungkapnya.

Dia menambahkan Bank Mandiri merespons untuk membuka kantor cabang di Kualatanjung.

Dari sisi konstruksi, perbankan tidak pernah alergi. Sepanjang ada kontrak, maka bank tidak akan melakukan penolakan, dan pasti memproses. Diakuinya, memang ada beberapa kendala, jika kontrak agak terlambat, sedangkan kerja sudah mulai.

“Ini perlu kolaborasi yang baik untuk pemberi kontrak agar dipercepat, dan dibawa ke lembaga keuangan untuk mendapat pembiayaan,” jelasnya.

Ketua Asosiasi Kontruksi Pemborong Indonesia (Askopindo), Efin Romulo Naibaho yang turut hadir di acara itu mengakui peran perbankan sangat sentral sekali bagi pelaku konstruksi.

“Pembiayaan yang digunakan kontraktor, hampir 50 persen menggunakan jasa perbankan. Sepanjang kontrak yang ada, tidak ada perbankan yang menolak kredit pembiayaan infrastruktur. Sinergisitas perbankan dan kontraktor tidak ada masalah,” ungkapnya.

Efin Romulo Naibaho menambahkan sejauh ini pihaknya kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan, karena proses tender yang tidak fair. Untuk itu, Askopindo meminta agar setiap proses tender dijalankan dengan baik.

“Bahkan ada syarat tender yang tak mungkin bisa dipenuhi, tapi ada saja yang memenangkan tender itu. Kita butuh fairness dalam proses tender itu,” pungkasnya. (din)

- Advertisement -spot_img

Berita Selanjutnya

[gs-fb-comments]

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -[the_ad_placement id="sidebar-1"]

Juga banyak dibaca