28 C
Medan
Jumat, 20 September 2024

Cerita Dari Debat Pilgubsu: ERAMAS mau Belajar, Bukan Sok Pintar

Menarik untuk dibaca

Redaksi
Redaksihttps://www.akses.co/
Redaktur berita di https://www.akses.co
- Advertisement -[the_ad_placement id="artikel-bawah-judul-diatas-teks"]

akses.co – Komisi Pemilihan Umum ( KPU ) Sumut menyelenggarakan debat Pilgubsu 2018, yang disiarkan langsung TVRI dan Kompas TV pada Sabtu, 5 Mei 2018 di Hotel Santika Dyandra, Medan.

Dalam sesi terakhir tanya jawab, Cagub nomor urut 2 Djarot Syaiful Hidayat bertanya kepada rivalnya Edy Rahmayadi soal bagaimana mengatasi defisit anggaran daerah.

Menurut Djarot, tiap daerah pasti pernah mengalami defisit. “Pak Edy dalam APBD seringkali defisit anggaran, artinya pendapatan daerah tak mampu mengcover, padahal itu program daerah, bagaimana mengatasi defisit itu?” tanya Djarot.

Pertanyaan Djarot itu tidak dijawab oleh Edy, melainkan oleh pasangannya Cawagubsu Musa Rajekshah atau biasa disapa Ijeck. “Kalaulah tadi dikatakan bagaimana pengelolaan anggaran harusnya dari awal sudah ada perencanaan yang matang, apa yang ingin kita bangun sesuaikan anggaran yang kita punyai, kita kerjasama dengan DPRD, saya rasa kalau terjadi tidak akan menjadi masalah kalau kita mau anggaran yang ada betul tepat sasaran dan pembangunan disesuaikan dengan yang direncanakan, ” jawab Ijeck.

Mendengar Jawaban Ijeck, Djarot tersenyum. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menegaskan soal APBD yang pasti defisit. Menurut Djarot solusinya adalah Silpa. “Ada Silpa, yang merupakan Sisa lebih anggaran tahun lalu. Ini yang digunakan, selalu ada defisit anggaran. Bapak boleh lihat defisit sumut dan provinsi lain di Indonesia, yang tak dimungkinkan adalah pinjaman dari pihak ketiga, swasta tak boleh” ucap Djarot.

Menurut Muhri Fauzi Hafiz, Wakil Ketua Komisi A DPRD Sumut, mengatakan bahwa apa yang disampaikan Cawagubsu nomor urut 1 Musa Rajekshah sebenarnya sudah tepat. “Silpa itu ada Silpa Besar ada Silpa Kecil, memang betul. Tapi tanpa perencanaan penggunaan anggaran yang baik itu sia-sia” kata Muhri.

Lanjut, disampaikan Muhri bahwa apa yang terjadi selama ini, berawal dari perencanaan yang tidak memiliki skala prioritas dalam pengelolaan anggaran. “Kesalahannya itu karena tak ada perancanaan” ucap Muhri, Politisi Partai Demokrat yang juga Mantan Anggota Badan Anggaran DPRDSU.

“Meskipun bang Ijeck itu tak punya pegalaman di pemerintahan, Sebenarnya apa yang disampaikan bang Ijeck itu sudah benar. Harus ada perencanaan, mana yang harus dijadikan skala prioritas.” Ucapnya.

Ditambahkan Muhri, “Artinya Bang Ijeck itu orangnya mau belajar, kita tak perlu pemimpin yang sok pintar, kita perlu yang mau selalu belajar,” pungkasnya. (rih)

- Advertisement -spot_img

Berita Selanjutnya

[gs-fb-comments]

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -[the_ad_placement id="sidebar-1"]

Juga banyak dibaca