akses.co – Rencana revitalisasi Pasar Muara Takus sekaligus pembangunan Rumah Susun Sewa (Rusunawa) di Kelurahan Madras Medan Polonia menjadi sorotan sejumlah kalangan anggota DPRD Kota Medan.
Dewan mempertanyakan konsep Pemerintah Kota (Pemko) Medan membangun Rusunawa di Pasar Muara Takus itu. Mengingat, anggaran yang dikucurkan cukup besar, Rp 16 milyar.
Ketua Fraksi PAN DPRD Kota Medan, T Bahrumsyah misalnya. Menurutnya, revitalisasi pasar Muara Takus prioritas. Sebab masih banyak pasar di Kota Medan yang butuh perbaikan mendesak.
“Revitalisasi Pasar Muara Takus dinilai tidak layak. Itu berdasarkan penilaian tim dari pusat pada tahun 2016. Sebab, temuan saat itu, pasar Muara Takus berubah fungsi dijadikan tempat kos-kosan. Kita pun heran kenapa Pemko Medan “ngotot” hendak membangun pasar Muara Takus. Padahal banyak pasar di Medan yang kumuh berdampak kemacetan dan merusak keindahan kota. Tentu itu duluan yang harus diprioritaskan,” ungkap T Bahrumsyah yang juga menjabat sebagai anggota Badan Anggaran (Banggar) DPRD Kota Medan itu, Rabu (4/04/2018)
T Bahrumsyah menambahkan Pemko Medan tidak dibenarkan merevitalisasi pasar tersebut, apalagi sebagian bangunannya akan diperuntukkan sebagai Rusunawa.
“Tentu harus ada konsep yang jelas. Karena saat pembahasan rapat anggaran tidak pernah membahas dana yang Rp 16 M itu termasuk pembangunan Rusunawa,” pungkasnya.
Anggota DPRD Kota Medan lainnya, Ilhamsyah meminta kepada Pemko Medan untuk mengkaji ulang rencana revitalisasi pasar tradisional Muara Takus tersebut.
“Revitalisasi Pasar Muara Takus dinilai tidak begitu urgen karena masih banyak pasar tradisional yang lain butuh pembangunan,” ungkapnya.
Diketahui, Pemko Medan berencana akan merevitalisasi Pasar Muara Takus, dengan membangun bangunan setinggi 3 lantai. Lantai pertama diperuntukkan sebagai pasar dan lantai kedua dan ketiga diperuntukkan sebagai Rusunawa. (din)
