28 C
Medan
Jumat, 20 September 2024

Ijeck: Tanpa Narkoba, Hidup Bermartabat

Menarik untuk dibaca

Redaksi
Redaksihttps://www.akses.co/
Redaktur berita di https://www.akses.co
- Advertisement -[the_ad_placement id="artikel-bawah-judul-diatas-teks"]

akses.co – Perkumpulan Amal Bakti (PAB) telah memasuki usia 62 tahun. Di usia itu, banyak tantangan dalam melakukan pembinaan generasi, khususnya dalam usaha memerangi narkoba yang merusak sendi-sendi kehidupan.

Demikian salahsatu petikan peringatan HUT ke-62 PAB yang mengambil tema: Tanpa Narkoba, Hidup Bermartabat.

“Ya kita tahu narkoba adalah salahsatu musuh utama bangsa kita saat ini. Penyalahgunaan narkoba sungguh merusak sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara,” kata Musa Rajekshah saat menghadiri Peringatan HUT ke-62 PAB yang digelar di Klumpang, Hamparan Perak Deliserdang, Minggu (28/1/2018).

Diketahui, Musa Rajekshah yang juga Bakal Cawagubsu itu merupakan Pembina PAB sejak sepuluh tahun terakhir.

Dikatakan pria yang akrab disapa Ijeck tersebut, pembinaan berkelanjutan yang dilakukan PAB layak diapresiasi.

“Dari pertama kali didirikan di Klumpang 62 tahun lalu, kini PAB sudah mampu bersaing di tingkat nasional. Sudah ada lebih kurang 100 gedung sekolah yang didirikan,” kata Ijeck.

Ijeck menggarusbawahi, bahwa yang lebih penting adalah PAB sebagai bagian dari pembinaan generasi, harus tetap berkelanjutan mengajak semua pihak agar menjauhi narkoba.

“Tanpa narkoba, generasi ke depan bisa berdaya saing melalui sektor pendidikan dan sektor kreatif lainnya,” imbuh Ijeck.

Ketua Umum PAB Sumut Rosman S Marno mengatakan, PAB Sumut didirikan pada 1 Januari 1956 oleh tokoh dan pemuka masyarakat kebon serta guru agama. Antara lain HM Dahlan Fauzi, Hasan Mukmin HM Yatim dan HM Siddik karena dilandasai keprihatinan mendalam atas keadaan sosial ekonomi sekligus kesadaran beragama.

Menurut Rosman, peringatan HUT kali ini merupakan upaya ‘mereview’ kembali apa-apa langkah yang sudah dilaksanakan karena sebagai organisasi sosial tentu menghadapi kendala dan peluang. Review ini sangat berpengaruh kepada semangat pengurus sekaligus untuk mengambil langkah langkah ke depan.

“Klumpang kita pilih sebagai lokasi puncak peringatan HUT ke 62 karena merupakan ‘kabah’-nya PAB,” katanya di sela gebyar kreativitas bertemakan “Beramal Dalam Keberagaman Berbakti Bersama Mencapai Tujuan” yang berlangsung meriah itu.

Diakui Rosman sejak 10 tahun terakhir persaingan bukan hanya dari sekolah negeri tapi juga antar swasta di mana terjadi praktik perekrutan siswa yang tidak sehat, sedangkan persaingan terhadap negeri karena daya tampung melebihi kuota. Apalagi akhir-akhir ini banyak perubahan kebijakan pemerintah sehingga beban peguruan swasta semakin bertambah.

Karenanya satuan pendidikan agar senantiasa siap bertanding dan bersaing karena maju mundurnya satuan pendidikan PAB amat tergantung pada pelayanan pendidikan serta disiplin dan mutu pembelajaran.

Diharapkan, seluruh jajaran PAB agar cerdas membaca tanda-tanda zaman dimana masyarakat menginginkan pelayanan pendidikan bermutu. Tanpa kesiapan untuk bersaing pertanda PAB akan kehilangan peran dalam melaksanakan misinya yakni mencerdaskan anak bangsa.

“Tantangan yang dihadapi tidak boleh menjadi penghambat untuk melangkah maju, bahkan untuk memperkuat dedikasi, intergritas dan pelayanan prima bagi masyaarkat di era keterbukaan informasi,” ujar Rosman.

Rosman mengatakan, momen HUT PAB yang dilahirkan 1 Januari 1956 di Klumpang Deliserdang adalah mengingat kembali usaha dan perjuangan para pendiri dan pengembang awal yang dengan gigih membangun PAB di daerah perkebunan Klumpang milik Belanda yang saat ini menjadi PTP II.

“Perayaan HUT di Klumpang ini juga merupakan terapi internal agar semangat pendiri yang didasari kejuangan dan keikhlasan dalam membangun anak bangsa dapat menjadi panutan,” katanya.

Peringatan HUT tersebut turut dihadiri sejumlah alumni. Di antaranya Ketua DPRD Sumut Wagirin Arman SSos.

Ditegasjan Politisi Golkar, para pelajar yang berasal dari desa maupun keluarga kebon diminta untuk tidak minder atau rendah diri dalam menuntut ilmu untuk menyongsong masa depan karena untuk menjadi sukses bukan diukur dari anak kebon atau anak kota.

“Saya sendiri tidak akan pernah jadi ketua dewan jika tidak belajar di sekolah yang didirikan PAB pada 62 tahun lalu di Klumpang,” kata Wagirin Arman saat secara resmi menutup Gebyar Kreativitas HUT 62 PAB di lapangan bola Klumpang Hamparan Perak Deliserdang.

Menurut Wagirin, PAB sebagai lembaga pendidikan senantiasa terus memberikan semangat yang tinggi kepada anak-anak kebon dan sekitarnya untuk dapat mengecap pendidikan agar bisa meraih sukses seperti anak-anak lainnya.

Karenanya segenap keluarga besar PAB harus menghormati para pendirinya karena ide mendirikan PAB bisa menjangkau kebutuhan puluhan tahun ke depan tentang pendidikan bagi masyarakat kebon dan sekitarnya.

Apalagi, sebut Wagirin Arman, PAB didirikan tidak sebatas sekolah sebagai tempat proses belajar mengajar untuk mendapat pendidikan, tapi juga sebagai wadah kawah candradimuka untuk menggembleng anak-anak menjadi pemimpin.

“Makanya kita harus selalu menghormati para pendirinya. Siapa yang menyangka jika perguruan PAB bisa menjadi besar seperti sekarang ini dalam upaya mencerdaskan anak bangsa,” kata Wagirin Arman.

Peringatan HUT PAB juga diisi kehiatan jalan sehat yang diikuti tidak kurang dari 7.000 orang terdiri dari siswa, alumni dan warga Klumpang. (rel/rur)

- Advertisement -spot_img

Berita Selanjutnya

[gs-fb-comments]

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -[the_ad_placement id="sidebar-1"]

Juga banyak dibaca