26 C
Medan
Jumat, 20 September 2024

Dunia Alami Krisis Energi, Sekjend Bakornas Fokusmaker Azka: Ini Kesempatan Negara Kita

Menarik untuk dibaca

Redaksi
Redaksihttps://www.akses.co/
Redaktur berita di https://www.akses.co
- Advertisement -[the_ad_placement id="artikel-bawah-judul-diatas-teks"]

MEDAN, akses.co – Masa pandemi Covid-19, telah membuat sejumlah negara mengalami krisis energi, seperti Eropa, China, bahkan Singapura. Hal tersebut ditandai dengan mulai menguatnya aktivitas perekonomian pasca pandemi, namun tidak diiringi dengan persediaan energi yang ada.

Dampak dari terjadinya krisis energi saat ini antara lain:

1. Pembatasan harga listrik dan gas di negara-negara yang terdampak. Hal ini dilakukan untuk memperlambat kenaikan harga serta menghindari dampak yang akan terjadi apabila harga mengalami kenaikan yang tidak terkendali.

2. Pemutusan jaringan listrik dan gas di negara terdampak. Pabrik-pabrik manufaktur dan/atau rumah tangga di negara terdampak harus menurunkan output 50% atau bahkan dilakukannya pemadaman bergilir.

3. Menggunakan kembali batu bara sebagai bahan bakar pembangkit listrik. Negara-negara di Eropa kembali menggunakan batu bara sebagai bahan bakar pembangkit listrik. Hal ini karena pasokan gas yang minim dan harganya yang mahal.

Krisis energi yang terjadi saat ini membuat banyak negara berupaya dapat segera menemukan solusinya. Lalu, bagaimana dengan Indonesia?

Presiden Joko Widodo menyebut Indonesia beruntung atas situasi tersebut. Jokowi mengatakan, dampak terjadinya krisis energi membuat harga komoditas di dalam negeri justru naik.

Ia menyinggung daerah-daerah yang memiliki pasar komoditas seperti kelapa sawit, batubara hingga nikel akan senang karena mendapatkan efek positif dari krisis energi yang tengah terjadi.

Merespon hal tersebut, Sekretaris Jenderal (Sekjen) BAKORNAS FOKUSMAKER, Azka Aufary Ramli saat ditemui di Kota Medan, Jumat (29/10/2021) menyampaikan pendapat secara terbuka, seharusnya Indonesia diuntungkan dengan situasi krisis energi yang tengah terjadi di dunia saat ini.

“Mengingat Indonesia memiliki Sumber Daya Alam (SDA) yang sangat melimpah,” ujarnya.

Adapun jumlah pasokan energi Indonesia, sebagai berikut:

1. Batu Bara

Menurut Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ridwan Djamaluddin bahwa cadangan batubara Indonesia saat ini mencapai 38,84 miliar ton. Dengan rata-rata produksi batubara sebesar 600 juta ton per tahun, maka umur cadangan batubara masih 65 tahun apabila diasumsikan tidak ada temuan cadangan baru. Selain cadangan batubara, terdapat sumber daya batubara yang tercatat sebesar 143,7 miliar ton.

2. Gas Alam

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan bahwa cadangan gas bumi Indonesia mencapai 19,9 tahun. dengan asumsi tanpa penemuan cadangan baru. Cadangan gas bumi sebesar 62,4 triliun cubic feet, diantaranya proven sebesar 43,6 triliun cubic feet. Adapun Produksi gas sebesar 6 miliar kaki kubik per hari (BCFD).

3. Listrik

Dikutip dari CNBC, Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rida Mulyana juga menegaskan bahwa pasokan atau ketersediaan listrik nasional saat ini masih berlebih atau lebih tinggi dari beban puncak konsumsi masyarakat.

“Yang pasti saat ini kondisi listrik lebih dari cukup sampai akhir tahun, juga nggak akan ada kenaikan tarif dan insya Allah sampai akhir tahun sub sektor dari sisi pasokan dari kesiapan kapasitas ter-install sudah lebih dari cukup,” tuturnya saat konferensi pers, Kamis (21/10/2021).

4. Energi Terbarukan

Menurut Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sumber daya panas bumi Indonesia mencapai sebesar 23.965,5 Mega Watt (MW) atau sekitar 24 Giga Watt (GW).

Meski memiliki cadangan yang besar, sayangnya apa yang dimiliki Indonesia ini belum dimanfaatkan secara maksimal. Buktinya, kapasitas terpasang PLTP di Indonesia hingga 2020 baru mencapai 2.130,7 MW atau baru 8,9% dari sumber daya yang ada.

Begitu juga dengan tenaga matahari/ surya, Indonesia bahkan memiliki potensi tenaga surya mencapai 207,8 Giga Watt (GW). Namun sayangnya, sampai akhir 2020 pemanfaatannya sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) baru 153,8 Mega Watt (MW) atau hanya 0,07% alias kurang 1% dari potensi yang ada.

- Advertisement -spot_img

Berita Selanjutnya

[gs-fb-comments]

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -[the_ad_placement id="sidebar-1"]

Juga banyak dibaca