akses.co – Rabu (30/08/2017) siang, ruang Komisi C, lantai III gedung DPRD Kota Medan mendadak heboh. Pasalnya, nasi kotak yang akan dimakan oleh sejumlah anggota dewan diduga bercampur plastik.
Nasi yang mengandung plastik tersebut terdapat di dalam nasi kotak dari rumah makan Sederhana. Nasi kotak dari rumah makan Sederhana itu merupakan nasi kotak yang biasa dimakan oleh para anggota dewan maupun staf di Sekretariat DPRD Medan.
Anggota Komisi C DPRD Medan, Anton Panggabean menjadi saksi atas temuan nasi bercampur plastik  itu. Anton Pangabean pun berjanji akan menindaklanjuti kasus tersebut.
“Pastilah, akan kita tindaklanjuti.Dalam waktu dekat ini akan kita panggil semua yang terlibat dalam pengadaan nasi kotak untuk anggota dewan. Kabag Urusan Dalam Sekretariat DPRD Medan, Rumah Makan Sederhana dan pemenang tander penyedia makanan untuk dewan maupun staf,” paparnya.
Anton menambahkan, sebelumnya dia sempat menerima kabar dari anggota dewan lainnya bahwa nasi kotak dari Rumah Makan Sederhana yang sering dikonsumsi para anggota dewan ini diduga mengandung plastik. Namun baru kali ini Anton melihat dan membuktikan langsung nasi mengandung plastik itu.
“Iya, minggu lalu Pak Bahrum (F-PAN) kirim video yang menunjukkan nasi kotak yang biasa kami makan kalau di kepalkan membentuk bulatan dan dilontarkan ke atas meja bisa membal. Tapi baru ini saya lihat langsung dengan mata kepala sendiri,” paparnya.
Untuk membuktikan nasi mengandung plastik itu, sejumlah anggota Kota DPRD Medan mempraktekkan bagaimana nasi kotak diduga mengandung plastik di ruangan salah seorang anggota Komisi C dari Fraksi PPP, Zulkifli Lubis. Nasi yang sudah berbentuk bulat berulang kali di pantulkan ke meja secara terus menerus tidak terburai, malah berulang kali memantul.
Ketua Komisi C DPRD Medan, Boydo HK Panjaitan, secara tegas menyebutkan akan meminta pertanggung jawaban seluruh pihak terkait. “Balai POM pun akan kita panggil untuk mendengarkan hasil pertemuan. Contoh nasi kotaknya masih kita simpan. Karena kita takut
jika kondisi serupa menimpa masyarakat di Kota Medan. Efeknya jangka panjang ini. Bukan saat masuk ke dalam perut,” paparnya. (din)